RSS

Hariku bersama mereka


Alhamdulillah, hari ini bisa kembali berkumpul bersama Tante Tya dan Mas Alvin. Setelah 2 minggu lalu kami makan durian, kali ini kami memutuskan ke SMP IT Baitussalam, tempat Tante Tya mengajar (di dekat daerah prambanan). Mas Alvin (diantar oleh temannya) menungguku di halte TJ dekat kos ku, kamipun berangkat bersama. Dalam perjalanan, kami bertemu sepasang suami istri (tampaknya) yang mengalami gangguan penglihatan. Walau begitu, tiada kulihat gurat kesedihan di wajah tua mereka. Mereka justru bercanda dan tertawa, terlihat sangat bahagia. Ah, betapa malunya diri yang tak pernah bersyukur ini

Sesampainya di shelter prambanan, kami memutuskan untuk ke masjid, sembari menunggu tante. Selama mas shalat dhuha, aku mengamati adik-adik kecil yang sedang berlatih menari di pendopo. Bayang masa lalu pun hinggap kembali, masa-masa SD saat aku masih seperti mereka. Beberapa adik kecil memperhatikanku, malu, aku memilih melanjutkan membaca buku "Gue Never Die" nya kak Salim A. Fillah. Tak lama, tante tya pun datang. Beliau mengajak kami makan di warung bakso yang paling enak di pasar sekitar situ (aku lupa nama pasarnya). Di pasar, banyak kulihat orang berjualan pitik (ayam kecil) beraneka warna, ada pink juga :). Kasihan ayam-ayam itu..........

Perjalanan dilanjutkan ke asrama SMP IT Baitussalam. Aku ditemani dek Bela (siswi kelas 3 SMP) naik becak. Sepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal, salah satunya tentang liqo
"Kalo liqo di SMP gimana dek? Kayaknya asyik ya" tanyaku
"Nggak juga kok mba. Aku malah tekluk-tekluk kalo liqo. Aku ngga dong materinya" jawabnya
"Wah, kok bisa? Kalo di SMA tu liqo malah ditunggu-tunggu lho. Soalnya asyik" ceritaku
"Kok bisa asyik gitu mba? Emang ngapain aja?" tanyanya penasaran
"Awalnya baca Al-Qur'an, habis itu peserta nya baca hadis, tiap minggu giliran. Oia, da juga yang bawa makanan. Terus ada kultum, kalo dulu sih kultumnya tentang shahabiyah atau shahabat, tapi sekarang sedang mbahas buku Dalam Dekapan Ukhuwah. Habis itu materi, terus sharing-sharing deh" paparku
"Di sini liqo nya sama gurunya mba. Jadi waktu sharing juga ngga bisa terlalu terbuka." keluhnya
Batinku: "Wah, padahal kalo aku liqo yang diomongin malah gurunya, hehehe"
"Pernah juga liqo sekelas, kan ngga asyik" lanjutnya.
Percakapan itu masih berlangsung lama, dan aku merasa sangat beruntung akan kelompok liqo ku ^_^ Lingkaran tak berujung :)

Sehabis shalat dhuhur, aku, mas, dan tante mengobrol di masjid. Banyak sekali yang kami biacarakan. tentang liqo, pondok pesantren, virus merah jambu, tentang bisnis, tentang berbagai aliran kepercayaan, kristologi, masa depan, dan lain sebagainya. Semua itu begitu menyenangkan dan terasa menyejukkan jiwa. Pasalnya, selain diskusi yang hangat, hamparan sawah yang terlihat dari masjid memberi keindahan tersendiri. Angin yang berhembus perlahan kian membuat kami merasa nyaman mengobrol di sana. Inilah yang kubutuhkan, penyejuk jiwa yang kurasa kering kerontang. Mungkin Allah menjadikan ini sebagai pengganti ketidak hadiranku di liqo selama 2 minggu berturut-turut. Terima kasih Ya Allah :)

Selepas itu, kami ke Sendang Ayu, sebuah tempat makan sekaligus pemancingan. Kami pesan udang bakar saus madu, sup ikan nila, dan kelapa muda. Semuanya begitu nikmat ditemani pemandangan yang menyejukkan dan hujan rintik-rintik. Tak lupa kami menelfon mama dan papa untuk sekedar berbagi kabar bahagia. Kami juga menelfon Um Akbar yang baru dikaruniai seorang anak shaleh untuk sekedar mengucapkan selamat. Hari ini aku bahagia, berkumpul bersama orang-orang yang menyayangiku. Lalu Mas Alvin berujar "Nanti kalo kamu di Jakarta gimana rin?" Aku hanya terdiam. Aku harap Tante Titin bisa menemaniku di Bekasi. Sepulang dari Sendang Ayu, aku dan Mas Alvin pulang naik TJ. TJ yang penuh membuatku terpaksa berdiri berdesak-desakkan. Alhamdulillah, Mas Alvin selalu bisa menemukan celah agar aku tidak perlu terpaksa bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Ya, bepergian dengan mahram memang lebih baik "Ah, Mas, seandainya selalu ada yang bisa menjagaku" batinku saat itu. Kami juga saling mengawasi tas, khawatir kalau-kalau ada pencuri. Kami menyempatkan diri mampir di Malioboro, melewati jejeran penjual yang seolah tanpa ujung. Kemudian berjalan ke Taman Pintar. Lalu akhirnya pulang. Alhamdulillah. Aku bahagia ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar